Kelompok macan mulai menyusuri jalan setapak dan mengikuti tanda- tanda yang ada disepanjang jalan. Tiba- tiba. “GUBRAKK…..!!” suara orang terjatuh. “kenapa lo ta?” suara putra khawatir. “Ya ampun ta, lutut lu berdarah tuh .”ryan memberitahu. “ pake mitela gw ajah ta, biar gak infeksi.” Via berkata sambil membalut luka di lutut tata dengan mitela yang dia bawa. “masih bisa buat jalan kan ta?” Tanya aryo. “ Aduh,, sakit banget yo.” Tata merintih kesakitan ketikamencoba untuk berdiri. “ naik ke punggung gw, biar gw gemblok ta.” Putra menawarkan diri dan mempersilahkan tata untuk naik ke punggungnya. “ gak apa- apa put?” Tanya tata dengan lembut. Tata pun akhirnya di gemblok oleh putra, sepanjang jalan tata hanya terdiam, entah mungkin tata merasa malu karena selama ini dia menggap putra adalah orang yang sangat menyebalkan. “ put, liat deh dibalik pohon itu ?” tata memberitahu putra untuk menoleh kearah poho pinus yang tidk begitu besar. “ apaan ta?” putra mencari. “ itu loh yang terang banget kaya lampu tapi kecil. “ oh, itu kunang- kunang.” Jawab putra singkat. “ pingin deh bawa kunang- kunang itu pulang, apalagi kalau cowok yang ngasih kayaknya romantis deh put.” Tata yang tanpa sadar menceritakan perasanya ketika melihat kunang- kunang yang mengintip di balik pohon itu. “ ngarep lo dapet kunang- kunang dari cowok, mikir seribukali tuh cowok mau ngasih tuh kunang- kunang buat lo.” Putra menjawab dengan ketus. “ siapa juga yang ngarepin dapet kunang- kunang dari cowo rese kayak lo, turunin gw sekarang juga”. Tata menjawab dengan nada yang gak kalah ketus dari putra. “kaki lo kan lagi sakit ta, jangan kaya anak kecil gitu deh.” Putra melarang tata untuk turun dari punggungnya. Perjalan pun kembali hening tidak ada perbincangan antara tata dan putra. “ kayaknya di depan tuh tempatnya.” Aryo memberi tahu. “ akhirnya sampai juga, huft.” Suara lisa dari belakang. “lo dah bisa turun sekarang kan ta? Punggung gw dah mau patah.” Putra berkata pada tata. “makasih yah put.” Suara tata lembut berterima kasih kepada puta sambil menurunkan tubuhnya dari gemblokan putra. “ayo baris yang rapih.
Sampailah kelompok macan di tempat acara api unggun yang telah di siapkan oleh kakak Pembina PRAMUKA. Acaranya santai duduk bersama sambil bernyanyi- nyanyi dan minum segelas kopi manis panas. “ lo mau kemana put?” Tanya pandu ketika melihat putra berdiri dan siap untuk meningalkan acara api unggun. “ mau kesuatu tempat du, ada yang mau gw ambil du, tar kalau dicari kakak Pembina bilang aja lagi ke toilet yah.” Putra menjawab pertanyaan pandu sambil berjalan meninggalkan kerumuman.hari itu adalah malam terakhir putra dan teman- teman berkemah, keesokan harinya pagi- pagi betul mereka akan kembali ke cibinong.
Telulet..telulet.. 1 pesan diterima
From : putra
Three angel kuda, kluar dunk.
18 – 10- 2009
00;01;54
+628582987567
“ya ampun putra, tengah malem sms gw, mau ngapin sih?” tata membaca pesan sambil menguap sesekali. “ ngapain lo put? Hooaamm….” Membuka pintu gerbang sambil sesekali mengucek- ngucek kedua matanya yang tampak begitu lelah. “ tengah malam bertamu kerumah orang udah gila yah lo?” tata berkata lagi, sambil duduk di teras dengan mata terpejam karena mengantuk. “ selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulangtahun tata selamat ulang tahun…..” putra bernyanyi sambil membawa sepotong kue tart mungil berwarna coklat dengan 1 cerry dan 1 lilin kecil yang sudah menyala apinya diatas kue tartnya. Dengan wajah terperanga tata kaget melihat semua yang dilakukan putra. “hello,,, cantik…. Bangun, bangun, bangun, hari ini hri ulang tahun lo kan?”. Tanya putra sambil menatap wajah kaget wanita yang berada di depanya. “ya ampun put, lo inget ulang tahun gw, padahal gw ajah lupa kalau hari ini gw ulang tahun, makasih put.”tata terharu sampai sampai dia memeluk tubuh putra. “ tiup lilinya dulu ta, baru deh lo boleh peluk gw sampai puas.hehehe” putra tersenyum manis saat menyodorkan kue tart mungil itu kepada tata. “ huuuuf…” tata meniup lilin itu. “hore…..”sorak putra. “ini kado buat lo.” Putra menyodorkan 1 kado kecil berbalut kertas berwarna merah muda ditangan kananya, dan di tangan kirinya putra menyodorka 1 buah toples dengan ukuran sedang yang didalamnya berisi sinar- sinar kecil, yups kunang- kunang. “makasih banget put, ya ampun kunang- kunang put”. Tata melihat isi toplesnya dengan tersenyum dan sesekali meneteskan air mata. “ gw, ambil kunang- kunang itu di pohon pinus yang kemarin lo kasih liat ke gw, gw sengaja ambil itu buat lo ta, pas acara api unggun gw kembali lagi ketempat itu, gw jatuh cinta ma lo ta, gw gak tau kapan mulainya gw jatuh cinta sama lo, tapi gw yakin kalau gw bener- bener jatuh cinta sama lo ta, gimana dengan lo?”. Putra berkata kepada tata sambil menatap wajah tata denga tajam. “ya ampun. Putra kok malam ini keliatan ganteng banget, jantung gw kok tiba- tiba kaya mau meledak gini sih, kenapa ya gw, gw juga cinta ma lo kok put.”tata berkata dalam hati. “tata, kok diem ajah.” Putra memangil tata dengan lembut. “iya, gw juga jatuh cinta ma lo put, udah dulu yah, gw ngantuk, makasih banget yah,sampai ketemu besok yah. muach..” tata berkata dengan cepat mengakhiri pembicaraanya dengan mencium pipi kanan putra, dan meninggalkan putra yang tampak kaget terdiam melihat tata berjalan meningalkan dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar