Rabu, 04 November 2009

Kunang- kunang Dibalik Pohon Pinus (Part 1)

“Putra,!”.pangil bu lestari pada putra di saat dia akan meningalkan kelas untuk rapat. “iya bu!” .jawab putra kepada bu lestari .“kamu nanti catat ya anak-anak yang berisik atau keluar-luar kelas,kalau sudah dicatat, kamu kasih laporanya ke ibu,biar ibu suruh menyapu kantor!” .jelas bu lestari kepada putra si keamanan kelas yang sebenarnya seorang murid yang cukup sering membuat kacau suasana kelas. “woiii.woiiii… awas lo pada berisik atau nggak lo pada w catet oke??wa kakakaka,,”.gaya putra sambil tertawa-tawa bersama kawan-kawanya.

Satu jam pun keadaan terkendali,tidak dengan menit menit selanjunya.keadaan mulai ribet,mulai dari yang main olok-olokan,ribet ke kamar mandi,mondar-mandir,ngerumpi dll.dan si putra hanya sibuk mengamati sambil sesekali menuliskan sesuatu di kertas selembarnya.sampai akhirnya dia melemparkan senyum cukup aneh pada Tata. “woi,,,!!,kenapa put aneh banget??wah jangan –jangan lo nyatet w ya??mana-mana w mau liat!” . heran Tata sambil menghampiri dirinya yang gayanya makin sok oke gitu. Ikh.. “ waw, emangnya w ngapain put??.perasaan w ga bikin ribut , w kan cuma ngobrol ma si via,akh lo put ngasal banet sih ,apus akh.!” Protes Tata kepada cowok tengil yang berada di hadapanya. “ye,,yang penting kan lo ngobrol tuh ma si via!,udah akh, biar aja ntar w aduin ke bu lestari,hehehe”,tersenyum kecil sembari menaikan alis kananya.

TRET……TERT……………TRET………………..

“WOI,,,,, istirahat-istirahat, ayo-ayo ,ekh ke kantin yuk??, makan apa nih??.” Suara keadaan kelas saat bel berbunyi. “put,putra….. ekh apus donk nama w, ya put ??please lo ganteng deh??ya putra…. Ya put…… putra,,,, putra……..” mohon tata pada cowok yang petakilanya parah banget.bukanya buru-buru di hapus,malahan dia keasikan mengodanya. “yaudah deh,tapi bayar ya??mau syukur gak mau ya udah ga apa-apa??.”tawaran putra kepada tata. “ yaudah lah, ni gope mau ga?? Mau syukur ga mau juga sabodoteuing,nih..!” sambil mengambil uang logam 500 di saku rok biru pendeknya. “ hapus loh,awas klo ngak!” “ iye,nih juga lagi w hapus.” Sambil mengeluarkan kertas yang sudah mulai usam plus lucek pula,tangan putihnya menghapus sebuah nama Ananta Wijaya. “thanks,putra!”,sahut tata dengan lembut sambil melemparkan senyum centil kea rah putra. Putra Pratama teman satu kelas tata di kelas 2-6 SLTPN 2 Cibinong,teman menurutnya paling menjengkelkan,tiada hari tanpa bertengkar,saling ejek dan menjaili. Mimpi buruk kalau sampai jatuh cinta dan menjalin kasih dengan cowok yang menurut tata agak aneh dan petakilan,fisiknya sih lumayan,kulitnya putih,matanya tajam,hidungnya mancung,bibirnya tipis,dan cukup professional tinggi badanya, tapi sayang kelakuanya yang super duper menjengkelkan merusak ketampanan fisiknya.

“ Hai…! Three angel kuda udah bobo yah????”. Terdengar suara seorang cowok yang memangil tata ,suara yang tampaknya sudah tidak sangat asing hidup tata,pikir tata dalam hati. “siapa sih ta??bisa ketawan nih ma kakak kelas kalau kita belum bobo”. Via mengingatkan padanya agar tidak menjawab suara cowok yang kalo menurut tata adalah suara putra. “Duh,putra kok tahu ya kalo aku di tenda ini”. Pikir tata dalam hati. Hari itu hari sabtu,sekolah tata mengadakan camping di Gunung Bunder Bogor, sekolah tata mengadakan pelantikan anggota baru PMR dan PRAMUKA, tata mengikuti ekstrakulikuler PMR sedangkan Putra mengikuti ekstrakulikuler PRAMUKA. “Ini kan sudah larut malam?”,Tanya tata pada Via. “mungkin anak- anak PRAMUKA baru sampai, tadi katanya ada truk anak PRAMUKA yang salah jalan”.jelas Via . “ Vi, kayanya yang tadi mangil Putra deh?.celetuk tata tiba- tiba. “Ih wow,,, duh, segitunya sama putra sampai- sampai hafal suara putra”.suara lisa sedang mengoda tata. UPPS… pipi tata berubah seketika menjadi merah seperti kepiting matang yang siap di lahap. “lah koe ngopo ta, pipimu kok jadi abang?”. Tanya heni dengan suara super medoknya. “nggak apa- apa kok hen,knapa dengan pipi gw?”. Tanya tata polos pada heni. “hayo, koe naksir toh karo Putra ? hayo ngaku kamu”. Lagi – lagi puji menggoda tata dengan tatapan yang menurut tata super mengelikan. “ Putra…? Nggak dech makasih ji, buat lo ajah dech”. Jawab tata. “ lah kok jadi puji ta yang malah dibilang naksir ma putra?” .sambung lisa tiba-tiba. “ habisnya, puji ngeledek gw sih lis, orang gw gak naksir si putra”. Suara tata menjelaskan. “hihihihihihihi…..”. suara tertawa kecil seisi tenda menertawakan tata . “ Hey…..! hayo kok regu Kencur pada belum tidur? Kakak suruh keluar ya, klo masih pada ngobrol ajah gak tidur – tidur”. Suara kakak pembibing diluar tenda. “kalian sih pada ketawa- tawa, di marahin kan jadinya”. Suara Via menegur teman- teman seisi tenda, via adalah ketua regu kelompok kami, Kencur nama regu kami. “ Ayo, pada tidur dulu nanti malam kan kita bangun,denger – denger ci katanya ada acara jurit malam, terus acaranya di gabung sama anak- anak PRAMUKA”. Suara lisa menceritakan informasi yang dia tahu dari kakak kelas yang naksir kepadanya. “ yang bener sa? Di gabung sama anak PRAMUKA?”. Tanya tata dengan lisa sambil memegang kencang tangan lisa yang pada saat itu tidur tepat di sebelah tata. “ Pelan- pelan ta, sakit tangan gw ini lo pegang, wah bener nih kayaknya ada yang lagi naksir nih sama anak PRAMUKA”. Lisa menjawab pertanyaan tata sambil mengelus – elus tangan kirinya. “ Sutttttttttttttttt…….! Jangan berisik ih, nanti kakaknya datang lagi loh, ayo tidur dulu!” suara Via tampak kesal.

“ Bangun….. Bangun….. Bangun…..!!! ayo bangun semua kumpul di Lapangan sekarang juga, jangan lupa bawa senter dan pakai sepatu!!”. Suara kakak Pembina membangunkan peserta camping. “ Ayo bangun, sudah di panggil tuh disuruh kumpul di aula”. Suara puji membangunkan teman – temannya.dengan tampang sangat mengantuk regu Kencur meninggalkan tendanya dan berjalan kearah sumber suara.

“ Regu Macan dari ekstrakulikuler PRAMUKA di gabung dengan regu Kencur “. Suara kak Bima sang ketua pelaksana kegiatan jurit malam memberitahukan tentang pembagian kelompok. “ three angel kuda….!kita satu kelompok juga niy!hehehehe” suara putra mengoda tata. Wajah tata berubah seketika, begitu kaget ketika mengetahui dia satu kelompok dengan putra orang yang paling menjengkelkan dalam hidupnya.

“ terus kalau satu kelompok sama gw kenapa put?”. Jawab tata kepada putra. “ ya ngak apa- apa kan bisa ngecengin lo ,hahahhaha”. Jawab putra kepada tata dengan senyuman aneh khas putra yaitu senyuman jahil sambil menaikan alis kananya. “ oya…!”. Balas tata singkat sambil mejulurkan lidahnya kepada putra. Putra hanya tersenyum melihat tata.

“Kami panitia sudah membagi kalian menjadi 9 kelompok, 1 kelompok terdiri dari 8– 9 orang, kalian harus berbaris dan menutup mata kalian dengan kain metela yang kalian siapkan dari rumah hanya ketua kelompok yang tidak menutup matanya,selanjutya kalian harus berjalan dengan cara memegang pinggang orang didepan kalian, sepanjang perjalanan kalian menuju pos kalian di dampingi oleh 1 kakak pembibing yang akan memantau dan membantu kalian jika ada kesusahan,sedangkan ketua kelompok harus mengarahkan jalan semua anggota kelompoknya agar bisa sampai di suatu tempat dan kita semua akan berkumpul disana, dapat di mengerti?”. Tanya kak bima kepada kami semua. “tidak ada yang bertanya? Oke kita mulai permainanya, dan mulailah berbaris dan tutup mata kalian semua”. Perintah kak bima kepada kita semua. “ siapa yang mau jadi ketua kelompoknya?”. Tanya via kepada kita semua. “ Aryo aja gimana?”. Usul putra kepada kami semua. “ iyah, lo aja yo yang jadi ketua kelompok kita”. Lisa menyambung. “iyo, aku setuju kalo aryo seng jadi ketua”.puji menambahkan. “ bener lo aja yang jadi ketuanya, kan lo biasa jadi ketua kelas uyo”.suara pandu menyetujui. “setuju aryo yang jadi ketuanya”. Sambut tata dengan ryan . “ ya udah dech, gw yang jadi ketua kelompoknya”. Jawab aryo dengan malas- malasan. Semua sudah berbaris dan mengunakan penutup matanya. “ uh….. kenapa harus memegang pinggang si rese ini sih?”. Gerutu tata dalam hati karena harus memegang pinggang putra di pihak lain putra malah tersenyum kecil ketika tangan tata memegan pinggangnya. “pegang pinggang gw yang kencang ya ta, nanti lo jatuh”. Putra berbicara kepada tata. “upps.. ni anak kesambet hantu apa kok bisa tiba- tiba manis gitu?” Tanya tata dalam hati. Putra berdiri di barisan paling depan, diikuti tata, ryan,lisa,puji, via, dan pandu. “ kelompok 1 sudah siap?”. Tanya kak bima kepada kami. “ siap kak”. Jawab aryo lantang. “Hati-hati dijalan yah,jaga kekompakanya”. Lanjut kak bima. “ Lurus, lurus, lurus….!”. suara aryo terdengar memberi pengarahan. “Aduh lis, pelan- pelan dunk jalanya, licin tahu!”.suara ryan kesal. “Pelan – pelan ajah nanti kalian semua kepeleset”. Suara kak desi mengingatkan. “belok ke kiri temen- temen”.suara bima mengarahkan. “aduh dimana sih kita? kok muter-muter sih”. Suara tata mengeluh. “mana gw tahu ta, lo Tanya ajah tuh kak pendamping kita”.suara putra menjawab dengan ketus. “ribet banget sih lo ta, udah ikutin ajah kenapa sih!”. “hello, memangnya gw tanya pendapat lo? Gak usah nyamber kaya petir deh!”.jawad tata ketus. “ menurut lo emangnya gw mau dipegang- pegang pingang gw sama ce paling nyebelin kaya lo?”.balas putra “gw juga males kali pengang- pegang pingang lo, kaya kebagusan ajah pinggang lo gw pegang- pegang”.sahut tata lagi. “ Males gw berdebat sama cewek bawel kaya lo, buang- buang tenaga gw ajah”. Putra menjawab. “duh, jantung gw mau copot, kenapa deg- degan gini yah? Padahal Cuma di pegang pinggangnya sama tata, haduw jangan sampai keliatan banget kalau lo tuh sudah mulai jatuh cinta sama tata, hello.. wake up putra seorang tata gitu, cewek bawel yang gak penting banget buat di taksir, dia ngak begitu pinter, bawel banget lagi oranya, tapi dia cantik dan menurut gw menarik.”putra berbicara dalam hati. “ HEY,, kalian berdua ngak usah ada acara bertengkar deh,nanti saya suruh ngelilingi hutan baru tahu rasa kalian!” kak desi memotong perdebatan tata dan putra. “iya, ta jangan rebut terus nanti kita semua dapat hukuman loh.” Rian mengingatkan. “Lurus terus teman- teman, nah hati- hati sekarang kita menuruni anak- anak tangga, yang di belakang jangan dorong- dorong yah.” Suara aryo mengarahkan . “Nah di depan sudah keliatan lapanganya, hayo rapikan barisan.”. terang aryo. “ Aryo, sekarang kamu kembali kebarisan dan tutup mata kamu,.” Perintah kak desi kepada aryo. “ Siap kak.” Aryo menjawab dan mengikuti perintah kakak pembibing kelompoknya untuk kembali ke barisan dan menutup kedua matanya dengan kain berwarna coklat. “ Jalan lagi, lurus dan jangan belok kemana –mana.” Kak desi menmerintahkan kita semua untuk jalan. Setelah beberapa menit mereka menyusuri jalan setapak yang lembap dengan mata tertutup, udara hutan pinus pegunungan yang begitu dingin, membuat gigi atas bawah saling berhentakkan satu sama lainya. “ Welcome to the juggle…..”. Regu macan akhirnya datang juga

Gimana perjalanya menyenangkan? Ketua regunya siapa?”Tanya kakak Pembina. “ saya kak.” Jawab aryo. “owh kamu, sebutkan nama- nama anggota kamu.” Perintah kakak Pembina perempuan yang tidak di kenali suaranya. “putra, tata, ryan,lisa,puji, via, pandu dan saya aryo sebagai ketua regu.” Jelas aryo dengan lantang. “ Selamat datang di pos PMR, kita kakak- kakak Pembina dari PMR akan mengetes indra perasa dan penciuman kalian semua. Get it? .” “ ini yang pertama, cium dan rasakanlah rasanya dan ingat baik- baik.ekspresi mereka sangat aneh, dan tampak ingin memuntahkan apa yang mereka makan baru saja. “ dan ini yang kedua.” Lagi lagi kakak itu menbagikan sepotong kecil jenis bumbu dapur dan rasanya kali ini tidak begitu buruk. “dan ini yang ketiga”. Benda ketiga ini mirip seperti cacing, rasanya dingin, hambar dan menjijikan hampir semua orang di regu aryo memuntahkan makanan ini. “ini yang keempat, jangan dibuang kalian makan dan telan.” Perintah kakak Pembina perempuan itu.yang keempat ini sejenis daun yang rasanya sangat pait yakkss. “dan ini yang terakhir.” Uhh kali ini tidak ada yang membuang jenis makanan ini rasanya manis dan legit. “buka mata kalia semua , dan sekarang saya persilahkan kalian semua untuk diskusi, waktunya cuma 5 menit, ok mulai.” “ kalau kata gw cih yang pertama itu kunyit eh.” Putra memulai pembicaraan. “iya bener, gw setuju sama putra.”tata berkata. “ iya setuju, catat tuh vi.” Suara ryan. “kalau menurut gw sih yang kedua jahe deh, pedas rasanya.” Puji memotong. “iyah bener jahe banget tuh rasanya ,gw catet yah?”via membenarkan. “ kalu yang ke empat daun pepaya, kalau yang terakhir gula merah, yang ketiga gw gak tau masa cacing?”pandu berpendapat. “ iya du, masa yang ketiga cacing kayaknya sih bukan deh?” lisa berkata. “ kalau mie betul gak?” aryo bertanya. “ kayanya sih iy deh.” Tata menjawab. “ menurut gw juga mie”. Ryan menambahkan. “ yaudah catet vi.” Aryo menyuruh via untuk mencatat. “ waktunya habis, mana kertasnya? Kembali ke barisan.” Kakak Pembina merintahkan. Nyanyiin yel kelompok kalian donk. Kelompok macan menyanyikan yelnya dengan semangat dan ceria. “bagus yah yelnya, sekarang kalian berjalan mengikuti tanda. Hati- hati tersesat, nanti kita ketemu disana buat api unggun.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar